Kamis, 02 Oktober 2014

TUGAS PURBAKALA INDONESIA


Nama          : Larissa Suchie Clorinda
NIM  : I1C114017
MK   : Purbakala Indonesia (Cagar Budaya)


Benteng Van Der Wijck


(sumber: www.wikipedia.org)
           (sumber: www.google.com)

Sejak zaman kerajaan hingga kolonial, banyak sekali peninggalan-peninggalan sejarah seperti benteng, kantor, rumah, stasiun, dan sebagainya. Salah satu bukti peninggalan bersejarah yang berupa bangunan yaitu benteng Van Der Wijck yang ada di Gombong, Jawa Tengah.
Benteng ini merupakan bekas peninggalan kolonial Belanda. Usia benteng ini diperkirakan sekitar ratusan tahun yang lalu pada masa perang Pangeran Diponegoro(1825-1830). Perkiraan ini dikaitkan dengan adanya petilasan Kyai Giyombong dan Kyai Gajahguling di Gombong, Jawa Tengah.
Pada zaman Jepang, benteng Vander Wijck difungsikan sebagai tempat pelatihan anggota PETA(pembela tanah air). Pada masa ini Jepang menutupi tulisan-tulisan Belanda dengan menggunakan cat berwarna hitam. Belanda kembali menguasai Gombong melalui Agresi Militer pada Juli 1947. Belanda menciptakan garis demarkasi atau garis batas yang dikenal dengan nama Demarkasi Van Mook sebagai batas kekuasaan Belanda-Indonesia. Kompleks benteng Van Der Wijck ini digunakan sebagai markas pertahanan terdepan untuk menghadapi kekuatan republik Indonesia yang berada di timur sungai Kemit.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, benteng ini di manfaatkanoleh TNI-AD berkerjasama dengan pihak swasta selaku investor, di gunakan atau dikembangkan sebagai daya tarik wisata pada tahun 2000 silam hingga sekarang. Benteng ini kini di lengkapi dengan berbagai ragam fasilitas, seperti: permainan anak, rel kereta api kecil yang terletang pada atas atap benteng yang digunakan untuk berkeliling benteng, gedung pertemuan, serta hotel wisata yang masih mempertahankan arsitektur asli bangunan.
Berikut adalah data teknis dari benteng Van Der Wijck:
  • Luas Benteng atas 3606,625m2
  • Benteng bawah 3606,625 m2
  • Tinggi Benteng 9,67 m, ditambang cerobong 3,33 m.
  • Terdapat 16 barak dengan ukuran masing-masing 7,5 x 11,32 m.
  • Ketinggian: +125 m dpl.

(sumber artikel: http//www.wikipedia.org, ....)

Selasa, 30 September 2014

TUGAS PURBAKALA INDONESIA

NAMA : MUHAMMAD RIYADNES
NIM : I1C114007
PURBAKALA INDONESIA

LUBANG JEPANG

Berwisata ke Bukittinggi tidaklah lengkap apabila Anda belum berkunjung ke salah satu goa paling terkenal di Sumatera, yakni Goa Jepang atau Lubang Jepang. Goa Jepang adalah saksi bisu sejarah penjajahan atau pendudukan Jepang yang masih tersisa ampai sekarang di Indonesia. Goa ini digunakan tentara Jepang sebagai tempat pertahanan  tentara Jepang di Bukittinggi sekitar tahun 1942-1945.
Geografis
Secara geografis keberadaan Goa Jepang atau Lubang Jepang ini terletak di Bukit Sihanok Bukittinggi yang berada dalam kawasan objek wisata Taman Panorama Bukittinggi, Sumatera Barat. Taman Panorama dan Goa Jepang berada di Jl. Panorama Bukittinggi, Sumatera Barat, hanya beberapa meter dari Pical Sikai.
Objek Wisata
Akses memasuki Goa Jepang adalah melalu pintu masuk tamann Panorama. Walaupun sebelumnya ada dua pintu masuk lainnya, yaitu arah jalan Ngarai Sianok dan samping istana Bung Hatta. Namun kini kedua jalan masuk tersebut telah ditutup. Goa buatan pintu masuk lubang jepang bukittinggi sumatera baratini berukuran sekitar 1,5 kilometer, namun demi keamanan saat ini hanya sepanjang 750 m saja yang diizinkan untuk dimasuki wisatawan. Tenang saja, dengan ukuran tersebut, Anda sudah akan puas melihat-lihat seisi goa dengan nuansa penjajahan masa lalu yang seolah dapat kita rasanya secara nyata. Dengan rongga berbentuk setengah lingkaran dengan tinggi berkisar dua meter itu, kecuali beberapa rongga, membuat para pengunjung terpaksa membungkuk untuk melewatinya.

Meskipun istilah Goa memberikan kesan horor, namun Anda tetap akan merasa aman saat melangkah memasuki goa ini. Karena kini diameter lorong yang berukuran 3 hingga 4 m ini diterangi cahaya neon di tiap sisi. Hanya saja, meski sudah di semen dan diberikan puving block pada sebagian lantainya, bagian dinding tetap dipertahankan sebagaimana awalnya yaitu bertekstur sekat yang dahulu dimaksudkan sebagai peredam gema suara di dalam goa. Kesan penjajahan semakin kuat jika Anda memperhatikan bekas guratan senjata yang menghiasi dindingnya.
Sebelum berhasil memijakkan kaki Anda di dalam goa, terlebih dulu Anda akan dibawa menuruni 132 anak tangga. Perlu waspada ekstra di sini sebab tangga tersebut cukup curam.
Perkiraan kedalaman goa ini dari permukaan tanah adalah 40 m dengan panjang  dan Meskipun istilah Goa memberikan kesan horor, namun Anda tetap akan merasa aman saat melangkah memasuki goa ini. Karena kini diameter lorong yang berukuran 3 hingga 4 m ini diterangi cahaya neon di tiap sisi. Hanya saja, meski sudah di semen dan diberikan puving block pada sebagian lantainya, bagian dinding tetap dipertahankan sebagaimana awalnya yaitu bertekstur sekat yang dahulu dimaksudkan sebagai peredam gema suara di dalam goa. Kesan penjajahan semakin kuat jika Anda memperhatikan bekas guratan senjata yang menghiasi dindingnya. Sebelum berhasil memijakkan kaki Anda di dalam goa, terlebih dulu Anda akan dibawa menuruni 132 anak tangga. Perlu waspada ekstra di sini sebab tangga tersebut cukup curam. Perkiraan kedalaman goa ini dari permukaan tanah adalah 40 m dengan panjang  dan lebar lorong sekitar 1470 m dan 2 m. Sebagaimana layaknya sebuah tempat perlindungan, Anda akan menemukan ruangan-ruangan seperti ruang penyimpanan amunisi, ruang sidang di posisi lebih dalam goa, ruang tahanan, ruang dapur dengan lubang pengintaian pada bagian atas serta sebuah lubang kecil tepat di bawahnya. Konon, sejarah mengungkap tempat ini dahulunya menyimpan mayat para tahanan yang mati karena siksaan di dalam penjara.  Bagian ujung liang goa mengarah di Sungai Sianok. Suasana di sini cukup membuat Anda bergidik. Selanjutnya, Anda akan bertemu dengan ruang penyergapan di lorong utama. Sepanjang lorong, Anda dapat melihat empat lorong lain sebagai jalan keluar nantinya setelah Anda puas menjelajahi Goa Jepang. Setibanya di ujung, Anda dihadapkan pada lorong barak militer. Terakhir, Anda tak boleh luput melintasi lorong ruang amunisi dan lorong dengan posisi menanjak sebagai jalan keluar Anda.lebar lorong sekitar 1470 m dan 2 m. Sebagaimana layaknya sebuah tempat perlindungan, Anda akan menemukan ruangan-ruangan seperti ruang penyimpanan amunisi, ruang sidang di posisi lebih dalam goa, ruang tahanan, ruang dapur dengan lubang pengintaian pada bagian atas serta sebuah lubang kecil tepat di bawahnya. Konon, sejarah mengungkap tempat ini dahulunya menyimpan mayat para tahanan yang mati karena siksaan di dalam penjara.
Bagian ujung liang goa mengarah di Sungai Sianok.
Suasana di sini cukup membuat Anda bergidik. Selanjutnya, Anda akan bertemu dengan ruang penyergapan di lorong utama. Sepanjang lorong, Anda dapat melihat empat lorong lain sebagai jalan keluar nantinya setelah Anda puas menjelajahi Goa Jepang. Setibanya di ujung, Anda dihadapkan pada lorong barak militer. Terakhir, Anda tak boleh luput melintasi lorong ruang amunisi dan lorong dengan posisi menanjak sebagai jalan keluar Anda.
Legenda Penduduk
Sejarah terbentuknya Goa Jepang ini tentu bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita karena tentunya dulu sewaktu sekolah kita pernah mempelajari tentang sejarahnya. Keberadaan Goa Jepang ini memang sebagai salah satu bukti dan saksi perjuangan para pahlawan kita dalam meraih kemerdekaan dan mempertahankan Indonesia. Keberadaan Goa Jepang di Bukittinggi juga bukanlah suatu kebetulan. Letaknya yang strategis di tengah Pulau Sumatra, membuat Kota ini sempat menjadi Pusat Komando Pertahanan Tentara Jepang di Sumatera (Seiko Sikikan Kakka). Pasukan Jepang saat itu di bawah pimpinan Jenderal Watanabe.
ruang lubang jepang bukittinggi sumatera baratSelain untuk kubu pertahanan, Goa Jepang di Kota Bukittinggi ini juga berfungsi untuk ruang dapur, ruang makan, tempat penyimpan amunisi, barak,  rumah sakit, ruang sidang, dengan total 27 ruangan kompleks lengkap. Bahkan, denah pun tertera di dinding pintu masuk. Tahanan penduduk Indonesia dipaksa dengan kejam mengerjakan penggalian Goa ini. Bahkan, tidak sedikit yang gugur akibat siksaan kerja paksa dalam pembuatan Goa Jepang ini.

Lokasi
Terletak di Bukit Sianok, Kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia.
Akses
Dari Padang perjalanan dapat ditempuh selama 2 jam ke Bukittinggi menggunakan angkutan umum atau angkutan pribadi. Sesampai di Bukittinggi, bagi yang menggunakan kendaraan umum dilanjutkan dengan angkutan kota tujuan Lobang Jepang. Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Lubang Jepang.
Tiket Masuk
Harga tiket masuk ke Lubang Jepang bagi anak-anak sebesar Rp. 5000,- dan bagi orang dewasa sebesar Rp. 8000,-.
Akomodasi
Lubang Jepang terletak  di tengah Kota Bukittinggi, wisatawan yang ingin bermalam dapat menginap di penginapan atau hotel – hotel di kawasan kota. Dikawasan tersebut, wisatawan akan dimanjakan oleh aneka souvenir dan kuliner khas Padang. Salah satunya Nasi Kapau menjadi pilihan menarik kuliner yang bisa didapat di Pasar Lereng ( samping Pasar Atas ) Bukittinggi.

TUGAS PURBAKALA INDONESIA

NAMA : A. MUSA WIRA
NIM : I1C114019
PURBAKALA INDONESIA

CANDI MUARO JAMBI

Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro Sebo adalah tempat/lokasi candi Muaro Jambi, terletak 2 km sebelah timur laut kota Jambi atau 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan darat melalui Jembatan Batanghari 2. Dikawasan ini terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedato dan Candi Koto Mahligai. Dilihat dari segi arsiteknya, bangunan tersebut merupakan kebudayaan Budhis pada abad ke IV dan V masehi. Salah satu penemuan arca di Candi Gumpung memperlihatkan ciri-ciri yang banyak persamaannya dengan arca Prajnaparamita dari zaman Singosari. Beberapa meter dari candi telaga tempat pemandian para raja yang dinamakan telaga Rajo.
 
Kelompok Candi Tinggi terletak kurang lebih 200 meter timur laut Candi Gumpung. Candi berukuran 75 x 92 meter yang dipagar sejak tahun 1979-1988. Pintu gerbang utamanya berada disisi timur. Didalam halaman kelompok Candi Tinggi terdapat sebuah candi Induk dan enam buah Candi Perwara (penampilan)
 
Selain itu terdapat sisi lantai bata di depan candi induk yang memiliki denah berbentuk bujur sangkar ukuran 16 X 16 meter. Setelah dipagar, kini candi Induk memiliki dua teras dan tubuhnya cendrung mengecil keatas.
 
Lalu ada 6 buah candi lagi yang hanya bagian pondasi dan sedikit bagian kakinya saja. Sejumlah temuan penting yang dapat ditemukan dari kelompok Candi Tinggi adalah sebuah potongan benda dari besi dan perunggu, kaca kuno, pecahan-pecahan arca batu, pecahan-pecahan keramik yang umumnya alat-ala rumah tangga  yang berasal dari china dari abad 9-14 M serta ratusan bata bertulis, bertanda, serta ratusan bata bercap. Dan  huruf pada bata menunjukkan tertulis huruf Pallawa (Prenagari).
 
Dikompleks candi Muaro Jambi ini, terdapat Candi Kembar Batu, letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi yang dibatasi fisik oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang tidak sama setiap sisinya, namun secara kasar dapat dihitung 64 X 54 meter persegi dan terdapat struktur tiang bangunan yang terbuat dari kayu dan lantai yang terbuat dari batu bata. Gong Cina pernah ditemukan oleh para arkeolog. Gong yang berasal dari perunggu beraksara Cina ini disebut-sebut sebagai gong perang, yang kini tersimpan di Museum Negeri Jambi. Dan ada juga candi induk,berukuran 11,5 x 11,5 meter berada didepan Candi Perwara (penampil). Candi Induk ini memiliki tangga pada bagian timurnya.
 
Kemudian Candi Gedong yang terdiri dari dua bagian yakni Gedong 1 dan Gedong 2. Keduanya sangat berdekatan lokasinya sekitar 150 meter. Candi ini terletak sekitar 1.450 meter dari sebelah timur Candi Kedaton, sama-sama memiliki struktur tangga di sebelah timur. Candi Gedong 1 sangat unik, dibangunan yang berbentuk bujur sangkar ini banyak dijumpai temuan lepas purbakala seperti mata uang kepeng dari Cina sebanyak 161 buah, peralatan keagamaan, bata berprofil, bata bertekuk, bata bergores dan kramik Cina serta gerabah local (tembikar). Sebagian besar uang tersebut dalam keadaan aus dan sulit dibaca. Sebagian besar hurufnya berasal dari Dinasti Tang (618-907 M), dinasti Tang selatan (937-976 M), dan dinasti Sung ( 960-1280 M). Di lokasi Candi Gedong juga terdapat sebuah arca Jagopati ( Arca Prajurit)
 
Tak kalah menakjubkannya, Sampai awal abad ke-21 M ini, disitus candi Muaro Jambi telah teridentifikasi kurang lebih 110 bangunan candi yang terdiri dari kurang 39 kelompok candi. Bangunan candi tersebut adalah peninggalah kerajaan melayu hingga kerajaan Sriwijaya, yang berlatar belakang kebudayaan melayu budhis. Diperkirakan candi-candi dilokasi situs sejarah candi Muaro jambi mulai dibangun sejak abad 4 M, salah satu diantara kelompok candi tersebut adalah Candi Gumpung.
 
Lokasi kelompok Candi gumpung berada pada 500 meter dikanan mudik sungai Batanghari. Candi Gumpung adalah candi terbesar kedua setelah candi Kedaton. Candi Gumpung tersusun dari bangunan bata dari berbagai bentuk dan ukuran. Dan disini pernah ditemukan benda purbakala yang berhasil di ketemukan oleh para arkeolog. Kelompok Candi Gumpung dibatasi pagar keliling yang membentuk bujur sangkar yang memiliki ukuran panjang keseluruhan 604,40 meter. Luas keseluruhan areal Candi Gumpung adalah 229,50 m2. Candi Gumpung memiliki Candi Perwara (penampil) sebanyak 5 buah, yang belum jelas benar wujudnya, 4 buah gapura dan 2 buah tempat yang diperkirakan bekas kolam. Gumpung berasal dari penamaan sebuah menapo gumpung dari masyarakat sekitar, dalam bahasa melayu berarti papak atau patah atau terpotong  diatasnya. 
 

TUGAS PURBAKALA INDONESIA

NAMA : PANDU HARIANDIKTANA ALDANI
NIM : I1C114028
PURBAKALA INDONESIA



SEBERANG KOTA JAMBI
Seberang Kota Jambi – di zaman yang serba modern ini, pemandangan dalam kota yang biasanya selalu terlihat adalah gedung-gedung megah bertingkat yang dibangun untuk beberapa keperluan masyarakat dan terkadang mulai meninggalkan kebudayaan yang telah ada pada jaman dulu. Tetapi siapa bilang zaman sekarang sangat sulit menemukan wilayah yang kental akan budaya yang sudah ada sejak jaman dulu dan letaknya pun di dalam kota?
Seperti sebuah wilayah di Kota Jambi yaitu Seberang Kota Jambi (Sekoja) atau akrab disebut seberang oleh masyarakat setempat memiliki ciri khas kebudayaan serta adat istiadat provinsi Jambi. Jadi di Sekoja inilah anda bisa merasakan kebudayaan yang kental di hampir tiap sudut wilayahnya.
Lokasi dan Akomodasi
Lokasi dari seberang kota Jambi ini adalah di kawasan seberang yang mencakup dua kecamatan yakni kecamatan pelayangan dan kecamatan danau teluk. Untuk menuju lokasi ini ada berbagai alternatif kendaraan. Misalnya angkutan umum , anda bisa menggunakan angkutan kota (angkot) atau menggunakan perahu ketek. Dan tentunya anda juga bisa menggunakan kendaraan pribadi.
Jika anda memilih untuk menggunakan angkot, anda harus naik angkot berwarna biru dengan jurusan Seberang. Untuk mencari angkot ini anda bisa memulai dari terminal rawasari yang dengan mudahnya bisa anda temukan karena berdekatan dengan pasar angso duo yang berada di pusat kota Jambi.
Anda bisa turun di tempat yang anda inginkan di kawasan Sekoja, karena wilayah Sekoja yang cukup luas. Angkot ini juga melewati kedua kecamatan yang terletak dalam lingkup Sekoja. Ongkos angkot yang perlu anda keluarkan hanya Rp 2.000 saja.
Nah, alat trasportasi tradisional yang bisa anda gunakan juga adalah perahu ketek, karena letak dari Sekoja sendiri berbatasan dengan sungai Batanghari. Jadi anda bisa menemukan perahu ketek di pinggiran sungai Batanghari yang memiliki dermaga-dermaga kecil.
Ongkos ketek pun beragam mulai dari Rp 5.000- Rp 20.000 tergantung jarak di mana anda mulai naik ketek dan hasil nego anda dengan tukang ketek tersebut. Salah satu tempat untuk mencari ketek adalah di pinggir sungai yang berada di lokasi pasar angso duo.
Lalu, jika anda memutuskan untuk membawa kendaraan sendiri, rute yang anda ambil jika melalui terminal rawasari adalah menuju Jalan Urip Sumaharjo lalu dilanjutkan dengan menuju daerah kambang. Susurilah jalanan yang menuju ke Jembatan Aur Duri. Tidak jauh dari sini anda akan memasuki kawasan Seberang Kota Jambi. Untuk petunjuk yang lebih pasti adalah menyusuri aliran sungai Batanghari.
Wisata
Di wilayah inilah segala sesuatu tentang kebudayaan Jambi bisa anda temukan. Mulai dari bangunan, penduduk, kerajinan dan lain sebagainya. Wilayah Sekoja ini mencakup dua kecamatan dan 11 kelurahan.
Ketika anda tiba di Sekoja, anda akan disuguhi pemandangan berupa rumah-rumah tua yang sangat erat dengan adat Jambi yang sudah turun temurun dari zaman leluhur mereka. Tak hanya rumah-rumah penduduk itu saja, rata-rata penduduk yang menetap di wilayah Sekoja merupakan penduduk asli keturunan Arab Melayu Jambi.
Rumah Penduduk
Selain itu, anda bisa mengunjungi sebuah rumah yang sangat khas di Jambi dengan bahan dasarnya yang berupa kayu bulian yang mungkin sangat jarang anda temukan di tengah pusat kota Jambi yang serba menggunakan dinding beton. Selain rumah khas, ada beberapa rumah tua serta masjid yang sudah cukup berumur dimana pada bangunan tersebut berhias dengan relief-relief bernuansa Arab dan China.
Tak hanya sebatas rumah dan bangunan, sisi historis juga bisa anda dapatkan dengan adanya makam-makam dari syekh serta ulama yang terkenal di Jambi. Beberapa situs peninggalan sejarah juga ada di wilayah Sekoja dan anda bisa melihat prasasti-prasasti yang ditemukan di situs tersebut. Tak sebatas prasasti, penemuan benda bersejarah lainnya yang terbuat dari batu ataupun kayu bisa anda lihat di situs yang terletak di Sekoja ini.
Lalu bagaimana dengan kerajinannya? Tentu anda bisa melihat langsung pembuatan batik Jambi, atau jika anda beruntung, bisa saja anda diajarkan bagaimana cara dan proses dalam pembuatan batik yang menjadi kain khas dari provinsi Jambi ini.
Tak hanya melihat dan mencoba membuat, jika anda memang ingin membawa beberapa sebagai oleh-oleh atau kenang-kenangan, anda bisa membeli langsung dari pengrajinnya dengan biaya yang agak miring dibanding jika sudah masuk ke toko-toko karena merupakan tangan pertama setelah dari pengrajinnya. Di Sekoja anda juga bisa menemukan Balai Kerajinan Rakyat yang terletak di Jalan K.H. M.Jafar.
Balai Kerajinan Rakyat
Sudah habis? Tentu belum. Daerah yang kental dengan kebudayaan, identik dengan kuliner khas yang menjadi ciri dari suatu tempat. Provinsi Jambi pun demikian, provinsi ini memiliki makanan khas yang biasanya menggunakan tempoyak.
Tempoyak sendiri merupakan daging buah durian yang sudah di fermentasi sehingga bisa menjadi bahan untuk memasak. Tempoyak ini, biasanya digunakan untuk membuat tempoyak patin atau brengkes. Sempatkan untuk menyicipinya jika anda sedang mengunjungi cagar budaya yang ada di Provinsi Jambi ini.
Hal menarik lain yang ada di Sekoja adalah, anda bisa melihat beberapa bangunan yang merupakan pondok pesantren tertua yang ada di Jambi. Salah satunya adalah Pondok Pesantren As’ad yang dulunya merupakan tempat dimana gubernur Jambi bersekolah. Pesantren tersebut berada di Jalan K.H Husein Ahmad Al-Baraqbah yang terletak di kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk.
 http://jalan2.com/wp-content/themes/Jalan-Main/thumb.php?src=http://jalan2.com/wp-content/uploads//2012/08/3e3483052674577cfd68ae16d09a5acb.jpg&w=580&h=390&zc=1&a=c&q=100&bid=1

TUGAS PURBAKALA INDONESIA



NAMA : RAHARDIAN FAJRIN
 NIM: I1C114031
PURBAKALA INDONESIA

Pasar Angso Duo

Pada mulanya pasar Angso duo itu bukan bernama pasar angso duo, tetapi pasar Tanah Pilih dan berada di DERMAGA BOM BATU yang sekarang di dirikan Mall WTC Batanghari dan berdiri pada awal abad 18. Menurut catatan sejarah pasar tersebut hancur dan pindah 500m ke arah tenggara, pasar tersebut bernama pasar Gang Siku, pasar Gang siku itu keadaannya sangat sederhana hanya ada meja batu yang berjejer, banyak masyarat Jambi menyebutnya pasar Meja Batu. Di tempat pasar Angso Duo yang berdiri sekarang ini dulunya adalah tempat sandaran kapal untuk menaikan atau menurunkan barang untuk diperjual belikan di pasar Meja Batu. Pada tahun 1970 sungai Batanghari mengalami sedimentasi yang sangat parah, pemerintah pada saat itu memerintahkan untuk mengeruk dasar sungai, tanah dan pasir dari hasil  pengerukkan tersebut di timbun di pinggiran sungai dan terbentuklah daratan baru. Waktu seiring berjalan Pasar Meja Batu keadaannya makin memburuk, jalan menuju ke pasar di penuhi genangan air dan memberikan kesan kumuh dan aroma yang tidak sedap, pemerintah akhirnya memerintahkan untuk memindahkan pasar ke daratan yang terbentuk akibat timbunan pasir, tanah hasil dari pengerukkan dasar sungai batang hari, dan pada tahun 1974 pasar itu di bangun dan di beri nama Pasar Angso Duo.

PURBAKALA INDONESIA

NAMA : MUTIARA SYAFITRI
NIM : I1C114015
MK : PURBAKALA INDONESIA
TGL : 30 SEPTEMBER 2014



TUGU JUANG JAMBI

Tugu Juang  Jambi adalah monumen yang dibangun untuk menjadi saksi sejarah perang melawan penjajahan Belanda yang menewaskan sekitar 100 orang tentara dan rakyat Jambi. Disana masih tercatat sejumlah tulisan di dinding Tugu Juang yang menjelaskan sejumlah pertempuran, seperti sejarah dibangunnya tugu juang yaitu pertempuran di simpang 3 sipin antara pasukan Belanda dengan tentara dan rakyat RI.
Kemudian perempuran kapal TNI Alnuri dengan kapal perang Belanda di Kuala Betara, Tanjung Labu, kabupaten Tanjung Jabung. Ada juga pertempuran pasukan Selempang Merahbersama TNI disungai pengabuan Kuala Tungkal, menyerang kapal Belanda di Batanghari Tanjung Jabung, Sarolangun, Bangko, dan Kerinci. Tidak hanya pertempuran terjadi disana, tulisan yang didukung oleh gambar juga memuat sejumlah peristiwa penting. Monumen ini berdiri kokoh walau terkisah terbang karna tidak adanya perhatian dari berbagai pihak.
 

TUGAS PURBAKALA IINDONESIA

OLEH : BELKIES OSELLA
NIM    : IC114014
MK : PURBAKALA INDONESIA
TANGGAL : 30 SEPTEMBER 2014

 Menara air ini didirikan pada tahun 1928, Menara air yang berada di kelurahan murni, Kec.Telanaipura, Kota Jambi ini tepatnya di depan museum perjuangan rakyat jambi dan berada di belakang mesjid agung. Luas bangunan berdiameter 9,360M dan tinggi 24,150M yang digunakan untuk menampung air minum. Menara air ini dahulu digunakan sebagai benteng pertahanan Belanda. Sejarah mencatat bendera merah putih pertama kali dikibarkan oleh para peejuang jambi pada tanggal 19 agustus 1945, dua hari ssetelah hari kemerdekaan bangsa Indonesia.
Bangunan menara ini keseluruhan masi asli belum mengalami perubahan, dahulu dibangun oleh dewan Kotapraja sebagai menara kontrol untuk mengintai musuh yang berlalu lalang di sungai Batanghari.